
Pada awal pendidikan dokter spesialis yang melakukan tindakan pembedahan, sering diawali dengan ketakutan ataupun merasa tidak mampu untuk mulai melakukan pembedahan, bukan mustahil malah mengalami tremor dan operasinya menjadi lambat. Hal ini sangat berbeda dengan dokter bedah senior yang nampak sangat tenang namun cekatan dalam menjalankan pembedahan. Dari segi ilmu saraf (neuroscience) orang yang terlatih maka hubungan sinap sinap saraf yang menghubungkan pusat saraf bagian satu dengan yang lain sudah sangat baik dan kuat, bisa dikatakan sudah seperti jalan tol. Hubungan sinap sinap saraf tersebut akan makin baik kalau sering dilatih, maka makin tinggi volume (jumlah) operasi salah satu jenis tertentu, akan makin baik operasinya. Permasalahan akan muncul apakah tidak ada sarana pelatihan operasi diluar pada pasien, karena kalau langsung kepada pasien, akan mengorbankan pasien dan hal ini pasti tidak etis. Pelatihan pada alat simulasi (boneka) atau pada binatang coba menjadi salah satu solusi, namun tidak semua jenis operasi bisa disediakan boneka simulasi dan latihan pada binatang sering tidak bisa diulang-ulang dan mahal. Untuk itu harus dicari model pelatihan yang lain.
Dalam pengembangan ilmu saraf yang modern saat ini, penilaian aktifitas tertentu, termasuk berpikir, bisa dideteksi bagian mana (lobus/ area) otak yang aktif. Imajeri (imagery)
adalah kegiatan membayangkan suatu aktifitas tertentu (misalnya melempar bola basket, operasi dll) akan mengaktifkan pusat pusat di saraf seperti melakukan aktifitas nyata. Tindakan imajeri telah banyak dilakukan oleh olah ragawan (para pesenam Rusia, Ronaldinho, dan banyak lagi) dan ternyata meningkatkan prestasinya. Crebbin dkk 2013, Ketua Departemen Edukasi dan Riset Kolegium Ilmu Bedah Australia dengan jelas menganjurkan untuk melakukan imajeri setiap mau menjalankan operasi. Penelitian juga mendapatkan bahwa kelompok dokter bedah yang dilatih dengan imajeri sebelum melakukan laparoskopi kolesistektomi, hasilnya baik waktu operasi maupun performa operasinya bermakna lebih baik dari pada yang tidak mendapatkan pelatihan dengan imajeri. Buku ini membahas anatomi, fisiologi, proses berpikir dan rasional dari imajeri, serta pelatihan mental dengan melakukan imajeri yang bisa diatihkan secara mandiri oleh dokter yang ingin melakukan pelatihan pembedahan, maupun para dokter spesialis yang ingin lebih meningkatkan kemampan operasinya.
Penulis:
Ignatius Riwanto
Editor:
– Sigit Adi Prasetyo
– Agung Adjie Prasetyo
Tahun: 2025
Halaman: xvi + 104 hlm
Ukuran: 15,5 x 23 cm